Re-Publish Tulisan Jadul (part 8)
Ini adalah tulisan yang pertama kali saya kirim ke Harian Umum Radar Banjarmasin, dan dimuat di kolom Opininya pada tanggal 25 Maret 2010
Hajatan besar rakyat Kalimantan Selatan, yaitu pemilihan umum kepala daerah baik di tingkat provinsi maupun beberapa kabupaten / kota akan dilaksanakan kurang dari 2 bulan lagi. Namun apakah kita sudah siap melaksanakan suksesi pemimpin daerah kita ini?
Sebagai panitia penyelenggara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) beserta turunannya merupakan pihak yang menjadi sorotan perihal kesiapan melaksanakan gelaran 5 tahunan ini. Banyak perhatian yang tertuju, baik berupa kritik maupun saran yang berasal dari akademisi, pengamat politik, LSM/ NGO, tokoh pers dan lain – lain yang merupakan bukti bahwa mereka turut peduli akan kesuksesan Pemilukada 2010 ini.
Tampilkan postingan dengan label Politik dan Kebijakan Publik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Politik dan Kebijakan Publik. Tampilkan semua postingan
31 Oktober 2012
Menjaga Kedaulatan Budaya
Re-Publish Tulisan Jadul (part 7)
Ini adalah tulisan yang paling berkesan, saya buat secara tidak sengaja ditengah kemelut Budaya Indonesia-Malaysia pada 22 Agustus 2009 dan mendapat apresiasi dari dosen-dosen Fakultas Hukum dan Fisip Unlam. Dan Banjarmasin Post menerbitkannya pada 29 Agustus 2009 di kolom Opini.
“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia” adalah petikan dari Alinea ke-4 dalam pembukaan UUD 1945 yang menyuratkan tujuan nasional bangsa Indonesia.
17 Agustus 1945, Bapak Bangsa menyatakan kemerdekaan Indonesia, artinya sejak saat itu kita menjadi bangsa yang berdaulat. Menurut Hugo Grotius dalam bukunya De Iure Belli Ac Pacis kedaulatan adalah suatu hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah pemerintahan, masyarakat, atau atas diri. Sebagai bangsa yang merdeka tentu kita memiliki kedaulatan politik, kedaulatan ekonomi, kedaulatan pangan juga kedaulatan budaya dll.
Ini adalah tulisan yang paling berkesan, saya buat secara tidak sengaja ditengah kemelut Budaya Indonesia-Malaysia pada 22 Agustus 2009 dan mendapat apresiasi dari dosen-dosen Fakultas Hukum dan Fisip Unlam. Dan Banjarmasin Post menerbitkannya pada 29 Agustus 2009 di kolom Opini.
“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia” adalah petikan dari Alinea ke-4 dalam pembukaan UUD 1945 yang menyuratkan tujuan nasional bangsa Indonesia.
17 Agustus 1945, Bapak Bangsa menyatakan kemerdekaan Indonesia, artinya sejak saat itu kita menjadi bangsa yang berdaulat. Menurut Hugo Grotius dalam bukunya De Iure Belli Ac Pacis kedaulatan adalah suatu hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah pemerintahan, masyarakat, atau atas diri. Sebagai bangsa yang merdeka tentu kita memiliki kedaulatan politik, kedaulatan ekonomi, kedaulatan pangan juga kedaulatan budaya dll.
Ramadhan : Tutup THM Selamanya
Re-Publish Tulisan Jadul (part 4)
Tulisan ini dimuat di Kolom Mereka Bicara, Harian Umum Banjarmasin Post tanggal 26 Agustus 2009
Bulan Ramadan telah tiba, artinya inilah saat umat muslim menunaikan ibadah puasa. Ada beberapa hal yang menarik terkait bulan puasa ini, di Banjarmasin misalnya terdapat Perda Bulan Ramadan yang melarang restoran / warung makan buka pada jam tertentu. Ada satu hal lagi yang menarik, yaitu dilarangnya Tempat Hiburan Malam (THM) beroperasi selama bulan Ramadan. Lalu apa hubungannya puasa dan THM (baca: diskotik)?
Keberadaan THM di daerah yang kelihatannya sangat relijius ini sarat memicu pro dan kontra. THM inilah salah satu penyebar dan penyalur paham pecinta dunia (hedonis), narkoba dan seks bebas. Sungguh suatu hal yang tidak mungkin bisa disanggah lagi. Dalam konteks bulan Ramadan, pemerintah melarang THM beroperasi guna menghormati kesucian serta ketenangan dalam berpuasa. Kita patut bersyukur mempunyai kepala daerah yang taat dalam beribadah serta tanggap dalam setiap permasalahan.
Tulisan ini dimuat di Kolom Mereka Bicara, Harian Umum Banjarmasin Post tanggal 26 Agustus 2009
Bulan Ramadan telah tiba, artinya inilah saat umat muslim menunaikan ibadah puasa. Ada beberapa hal yang menarik terkait bulan puasa ini, di Banjarmasin misalnya terdapat Perda Bulan Ramadan yang melarang restoran / warung makan buka pada jam tertentu. Ada satu hal lagi yang menarik, yaitu dilarangnya Tempat Hiburan Malam (THM) beroperasi selama bulan Ramadan. Lalu apa hubungannya puasa dan THM (baca: diskotik)?
Keberadaan THM di daerah yang kelihatannya sangat relijius ini sarat memicu pro dan kontra. THM inilah salah satu penyebar dan penyalur paham pecinta dunia (hedonis), narkoba dan seks bebas. Sungguh suatu hal yang tidak mungkin bisa disanggah lagi. Dalam konteks bulan Ramadan, pemerintah melarang THM beroperasi guna menghormati kesucian serta ketenangan dalam berpuasa. Kita patut bersyukur mempunyai kepala daerah yang taat dalam beribadah serta tanggap dalam setiap permasalahan.
Kapan Banjarmasin Raih Adipura : Berkaca Dahulu
Re-Publish Tulisan Jadul (part 2)
Tulisan ini dimuat di Kolom Mereka Bicara, Harian Umum Banjarmasin Post tanggal 17 Juni 2009
Semenjak ditetapkan sebagai kota terkotor pada tahun lalu, Banjarmasin
terus berbenah. Agar kejadian tersebut tidak terulang kembali,
Walikota melakukan berbagai terobosan. Sebagai pemacu semangat,
Walikota pun mengusung target mendapat penghargaan Adipura. Akan
tetapi kota ini tidak mengalami perubahan yang berarti. Apakah ada
yang salah ?
Sebenarnya tidak masalah dengan target meraih Adipura, tetapi
Tulisan ini dimuat di Kolom Mereka Bicara, Harian Umum Banjarmasin Post tanggal 17 Juni 2009
Semenjak ditetapkan sebagai kota terkotor pada tahun lalu, Banjarmasin
terus berbenah. Agar kejadian tersebut tidak terulang kembali,
Walikota melakukan berbagai terobosan. Sebagai pemacu semangat,
Walikota pun mengusung target mendapat penghargaan Adipura. Akan
tetapi kota ini tidak mengalami perubahan yang berarti. Apakah ada
yang salah ?
Sebenarnya tidak masalah dengan target meraih Adipura, tetapi
02 April 2009
Calon Anggota Legislatif yang Ideal
pertama kali nulis ke Media Massa terkemuka di Kal-Sel
Banjarmasin Post, eh dimuat deh, senang juga rasanya
nih dia tulisan gw di kolom "Mereka Bicara"
Aktivis HMI dan BEM FH Unlam
PEMILU untuk menentukan anggota legislatif telah dilaksanakan sejak 1955. Harapan akan negara yang sejahtera terus dikumandangkan sejak dulu. Sekarang harapan itu telah menjadi janji (lagi) oleh caleg tahun ini. Mungkinkah kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui Pemilu 2009?
Lalu bagaimana kriteria caleg yang dapat menyejahterakan Indonesia? Tentu saja caleg tadi harus bersifat jujur (shidiq), amanah, aspiratif dan tepercaya (tabligh), berkemampuan dan cerdas (fathanah) serta senantiasa membela kepentingan umat (rakyat).
Memang beberapa caleg berani mengemukakan bahwa mereka jujur dan amanah. Namun jangan sampai hal tersebut hanya menjadi sebatas slogan belaka, penuh retorika yang terpampang pada visi misi tanpa ada konsekuensi dan konsistensi dari caleg tersebut untuk berbuat secara konkret.
Perlu kita cermati, dengan meneladani sifat shidiq, amanah, tabligh dan fathanah yang merupakan sifat mulia nabi dan rasul, Insya Allah kita berada pada jalur yang benar.
Caleg yang berada pada jalur kebenaran itulah yang harus kita pilih pada pemilu tahun ini. Mereka adalah kunci awal menuju Indonesia yang sejahtera. Memang semuanya perlu proses,
Mari kita memulai proses itu dengan memilih caleg yang benar-benar baik dan berkualitas.
Banjarmasin Post, eh dimuat deh, senang juga rasanya
nih dia tulisan gw di kolom "Mereka Bicara"
Rabu, 25 Maret 2009
Oleh: Fazlur RahmanAktivis HMI dan BEM FH Unlam
PEMILU untuk menentukan anggota legislatif telah dilaksanakan sejak 1955. Harapan akan negara yang sejahtera terus dikumandangkan sejak dulu. Sekarang harapan itu telah menjadi janji (lagi) oleh caleg tahun ini. Mungkinkah kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui Pemilu 2009?
Lalu bagaimana kriteria caleg yang dapat menyejahterakan Indonesia? Tentu saja caleg tadi harus bersifat jujur (shidiq), amanah, aspiratif dan tepercaya (tabligh), berkemampuan dan cerdas (fathanah) serta senantiasa membela kepentingan umat (rakyat).
Memang beberapa caleg berani mengemukakan bahwa mereka jujur dan amanah. Namun jangan sampai hal tersebut hanya menjadi sebatas slogan belaka, penuh retorika yang terpampang pada visi misi tanpa ada konsekuensi dan konsistensi dari caleg tersebut untuk berbuat secara konkret.
Perlu kita cermati, dengan meneladani sifat shidiq, amanah, tabligh dan fathanah yang merupakan sifat mulia nabi dan rasul, Insya Allah kita berada pada jalur yang benar.
Caleg yang berada pada jalur kebenaran itulah yang harus kita pilih pada pemilu tahun ini. Mereka adalah kunci awal menuju Indonesia yang sejahtera. Memang semuanya perlu proses,
Mari kita memulai proses itu dengan memilih caleg yang benar-benar baik dan berkualitas.
Langganan:
Postingan (Atom)